Thursday

SELAMAT TAHUN BARU 1434H




Perjalanan hidup di dunia merupakan sekelumit kisah pergulatan manusia mencari jati diri dan makna, susah senang, sedih dan gembira dilalui dengan penuh harapan bahwa suatu saat akan menemukan sebuah mata air kebahagiaan.

Jika Rosulullah berharap setiap muslim wajib berusaha untuk merubah hidupnya lebih baik dibanding hari sebelumnya maka tahun baru hijriyah ini selayaknya dijadikan momentum penting bagi semua untuk melakukan perbaikan diri secara istiqomah. Selamat Tahun Baru 1 Muharam 1434 H, semoga Allah SWT membantu kita memperbaiki diri menuju kebahagiaan dunia dan akherat. 



Melalui perenungan terhadap hakekat tahun baru hijriyah ini, marilah sejenak kita tengok masa perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabat-sahabat dalam menegakkan agama Allah, agama Islam. Sebagaimana diketahui dalam catatan sejarah, saat Rasulullah SAW dan para sahabat mengembangkan risalah Islam di Mekkah, banyak menemui tantangan dan hambatan yang tidak ringan. Para kuffar Makkah melakukan penganiayaan terhadap Rasulullah SAW dan para sahabat dengan tujuan agar beliau menghentikan dakwahnya. 
 
Semakin hari, kekejaman dan penganiayaan semakin keras. Namun sungguh suatu keajaiban, semakin keras penindasan dan semakin keras penganiayaan, Islam pun semakin berkembang. Tidak satupun orang yang begitu masuk Islam lalu sudi keluar menjadi murtad, bagaimanapun kerasnya kekejamaan dan penganiayaan yang mereka lakukan.

Iman juga berfungsi untuk mengendalikan nafsu, makhluk yang bernama malaikat cuma dianugerahi akal saja tanpa nafsu. Karena itu, tidak ada malaikat yang mendurhakai perintah Allah. Dan sebaliknya, binatang hanya diberi nafsu oleh Allah, sehingga wajar kalau setiap hari berbuat salah. Sedangkan manusia diberi kedua-duannya, akal sekaligus nafsu. Jika akal yang mengusai dirinya maka kebenaran akan menang dan meningkat ke derajat malaikat. Namun kalau nafsu yang mengendalikan dirinya, maka sifat-sifat binatang, yang akan menghiasi perilakunya. Sehingga ia turun derajat ke tataran binatang. Sebagaimana firman Allah dalam QS. at-Tiin ayat 4 dan 5 yang artinya: "Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)." 
Oleh karena itu, semangat ibadah inilah yang harus menjiwai kita dalam menghayati peristiwa ini.


Referensi: